Pages

December 20, 2015

Pentingnya Mengajarkan Al-Quran kepada Anak

Pentingnya Mengajarkan Al-Quran kepada Anak
Orang-orang terdahulu saat menyerahkan anak kepada para pendidik maka pertama kali mereka minta dan nasehatkan kepada pendidik adalah supaya mengajarkan Al-Quran terlebih dahulu kepada anak-anak mereka. Kemudian cara membaca dan menghafalkannya. Sehingga lisan mereka menjadi lurus, rohani mereka menjadi tinggi, hati mereka menjadi khusyuk, air mata mereka menetes, dan terancaplah keimanan dan keyakinan ke dalam hati mereka.

Berikut ini adalah perkataan ulama perihal masalah pendidikan akan wajibnya menuntun anak untuk membaca Al-Quran.

Saad bin Abi Waqqash berkata, “Kami mengajari anak-anak kami tentang sejarah peperangan Rasulullah sebagaimana kami mengajari mereka Al-Quran.”

Imam Al-Ghazali berpesan dalam bukunya Ihya Ulumuddin, “(Yaitu) dengan mengajari anak Al-Quran Al-Karim, hadits-hadits, kisah orang-orang baik, kemudian beberapa hukum agama.”

Ibnu Khaldun di dalam Muqaddimah-nya memberikan arahan pentingnya mengajarkan dan menghafalkan Al-Quran pada anak. Beliau menjelaskan bahwa mengajarkan Al-Quran kepada anak adalah pondasi awal untuk mempelajari semua metode pembelajaran yang ada di berbagai negara Islam, karena ia adalah syiar agama yang bisa mengokohkan akidah dan menancapkan keimanan.

Ibnu Sina menasehatkan di dalam kitabnya As-Siyasah agar seorang anak diajari Al-Quran sejak dini, di samping menyiapkan pengajaran fisik dan akal. Hal ini bertujuan supaya anak mampu menyerap bahasa Al-Quran dan tertanam di dalam dirinya ajaran keimanan.

Diriwayatkan di dalam banyak buku sejarah dan sastra bahwa Fadhl bin Zaid pernah melihat anak laki-laki seorang wanita Arab dan ia sangat mengaguminya. Wanita itu bercerita cara mendidik anaknya, “Ketika ia sudah berumur lima tahun, aku menyerahkannya kepada seorang pendidik. Pendidik itu mengajari membaca dan menghafal Al-Quran, syair, serta meriwayatkannya. Ia juga dihibur dengan kejayaan kaumnya, serta diajari meneladai perbuatan terpuji bapak dan kakeknya. Setelah ia memasuki masa remaja, maka aku mengajaknya naik ke punggung kuda agar ia berlatih menjadi penunggang kuda, memanggul senjata, berkelana ke berbagai wilayah, dan mau mendengarkan perintah.”


Referensi:
Ulwan, Abdullah Nashih. Tarbiyatul Aulad fil Islam. Terjemahan: Arif Rahman Hakim. 2013. Pendidikan Anak dalam Islam. Cetakan ke-2. Surakarta: Insan Kamil
***
Sukoharjo, 20 Desember 2015

No comments:
Write comments