Jika seorang guru mengamalkan kebijakan, kebijaksanaan, dan kearifan, maka ia senantiasa akan disenangi murid-muridnya. Apabila seorang guru mengerti kondisi kejiwaan murid-muridnya, maka tanpa diminta dan diperintah, para murid akan segan dan menaruh hormat kepadanya.
Begitupun seorang guru memiliki sikap laksana cahaya, yang selalu memberikan cahanya kepada semua orang, maka semua guru, orang tua murid, dan masyarakat akan memberikan simpati kepadanya. Ia pun menjadi vaforit semua orang.
Jika semua guru bisa mempraktekkan sikap sabar, tenang, jujur, berkomitmen, memiliki visi dan misi, bisa menjadi sahabat, penengah, pendengar, serta senantiasa menjadikan cinta dan kasih sayang sebagai baju dan jiwanya, maka proses pembelajaran akan berjalan dengan begitu nikmat, menyenangkan dan mengembirakan. Guru semacam ini pasti akan menjadi favorit para siswanya. Kedatangannya senantiasa ditunggu. Sikapnya senantiasa diperhatikan kemudian diteladani. Apabila dia tidak masuk mengajar, maka semua murid akan bersedih.
Seorang guru menjadi panutan dan teladan masyarakat. Guru tidak hanya diperlukan oleh para murid di ruang-ruang kelas, tetapi juga diperlukan oleh masyarakat lingkungannya dalam menyelesaikan aneka ragam permasalahan. Dengan demikian masyarakat mendudukkan guru pada tempat yang terhormat dalam kehidupan masyarakat, yakni sebagai sumber teladan dan inspirasi di tengah-tengah masyarakat.
Guru adalah pahlawan. Guru adalah pribadi dengan semangat untuk terus berjuang mencerdaskan anak bangsa. Guru adalah pribadi dengan semangat pembebasan yang senantiasa bergelora di dalam dirinya. Tetapi ada juga guru yang belum paham peran fungsi, dan perilaku mereka sebagai pengubah, seorang yang menjadi panutan murid-muridnya.
Beberapa hal berikut ini kiranya bisa dijadikan bahan refleksi untuk para uru agar menjadi guru yang baik dan menjadi guru favorit, guru yang disenangi siswa yang pada akhirnya membawa dampak positif bagi siswa, yaitu membuat kegiatan belajar mengajar berjalan dengan lancar, menarik, dan menyenangkan.
1. Sabar
Sabar mengarahkan kita kejalan yang lurus. Tanpa sabar, kita bagaikan kehilangan arah dalam melakukan sesuatu. Berbekal kesabaran inilah, kita akan mampu membingkai setiap keraguan dan kecemasan menjadi optimis. Sering kali kita mengalami putus asa, malas, cemas, dan ragu-ragu. Pada hal seperti ini, kiita jelas membutuhkan sifat dan karakter diri yang mampu menggugah diri kita agar mampu menjadi manusia berarakter dan sempurna.
Hal ini pula yang harus dimiliki oleh seorang guru. Karena para anak didik itu mempunyai karakter yang berbeda-beda. Tidak semua anak didik adalah pribadi yang rajin, tekun an memperhatikan pelajaran. Tetapi ada pula anak yang justru kerap berbuat yang negative, missal mengganggu temannya, usil dalam proses belajar mengaja, tidak memperhatikan penjelasan guru dan malas belajar.
Menyikapi keaadaan ini, tentu kesabaran menjadi sebuah hal yang sangat penting. Dengan kesabaran akan membingkai semua tutur kata dan jalinan sikap seorang guru agar selalu dalam kebijakan. Seorang guru harus mempunyai sikap bijak salah satunya adalah kesabaran.
2. Bisa Menjadi Sahabat
Seorang guru yang baik adalah dia yang bisa menjadi sahabat bagi murid-muridnya. Kondisi perkembangan kehidupan yang kian pesat dan bebas seperti sekarang membutuhkan pendekatan dan penyikapan yang benar dan tepat. Beralas pada asumsi tersebu, tidak mengherankan jika banyak anak didik yang harus diperhatikan, tidak hanya itu tentu saja dinamika yang demikian tidak jarang membuat seorang siswa rawan disapa masalah, yang jika tidak disikapi dengan benar akan membuat siswa tersebut terjebak pada bingkai kehancuran diri dan masa depannya.
Tatkala seorang anak didik sedang diselimuti masalah, dia membutuhkan seorang yang bisa membuatnya tenang. Kondisi yang begitu kritis akan bisa dinetralisasi dengan kasih sayang dari orang tua. Akan tetapi, intensitas pertemuan dengan orang tua tidak berlangsung setiap saat.
Seorang guru memiliki kewajiban untuk masuk kewilayah atau kondisi anak yang sedang sendirian ini, karena sedang tidak bersama dengan orang tuanya. Seorang guru sangat ditunggu peran aktifnya sebagai seorang sahabat, seorang yang bersedia menemani.
Seorang guru yang mempunyai sikap berempati terhadap apa yang terjadi pada anak-anak didiknya akan memberikan kenyamanan. Dalam proses berlangsungnya pembelajaran membutuhkan pendekatan rasa atau hati. Pendekatan dengan hati ini bisa memberikan efek yang optimal pada proses pembelajaran.
seorang guru yang bisa menjadi sahabat bagi anak-anak didiknya, ditambah dengan kemampuan dalam berperilaku dan ungkapannya yang menggunakan hati, akan membuatnya menjadi guru idaman, guru yang senantiasa diidolakan para muridnya.
3. Konsisten dan Komitmen dalam Bersikap
Seorang guru akan berhasil memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada anak-anak didiknya jika dia konsisten dan komitmen pada tindakan dan perilakunya. Sudah sering dikatakan bahwa murid akan meneladani apa yang ada dan apa yang dikatakan oleh seorang guru. Keteladanan akan menghasilkan hal-hal yang positif jika di iringi dengan konsistensi.
Seorang guru yang konsisten mengarahkan agar anak-anak didiknya senantiasa menjalankan proses, dan dia sendiri juga demikian. Konsistensi adalah alas yang sangat kokoh unuk membangun sebuah peradaban yang lebih baik. Konsistensi dan komitmen dalam diri akan mengkristal menjadi semua pola sikap atau kepribadian yangbisa menghargai setiap kinerja dan karakter dari anak-anak didiknya. Mengajar akan menyenangkan apabila seorang guru paham apa yang sedang dilakukan murid adalah usahanya untuk mengapresiasi kedirian, kemanusiaan dan kehidupan yang juga merupakan elaborasi atas apa yang diberikan oleh sang guru.
Seorang guru yang sejak awal menunjamkan dalam diri bahwa anak didik adalah manusia dengan sangat banyak potensi akan selalu berpegang pada semangat kerja keras untuk terus mengasah dan mebimbing para siswa agar bisa berkembang menjadi lebih baik, dan lebih baik lagi.
4. Bisa menjadi Pendengar dan Penengah
Kemampuan menjadi pendengar sangat diperlukan, bahkan harus dimiliki semua guru. Kekurangan keberhasilan atau bahkan ketidakberhasilan proses pembelajaran tidak sedikit yang disebabkan oleh sikap guru yang tidak bisa menjadi pendengar yang baik bagi anak-anak didiknya. Sepandai apapun sang guru, tetapi tidak memiliki kompetensi menjadi seorang pendengar yang baik, ia tidak akan disenangi siswa. Misalnya, karena merasa bisa segala hal, seorang guru lantas asyik dengan keterangannya di depan kelas dan acuh terhadap murid, termasuk yang sedang mengajukan pertanyaan, maka guru seperti itu tidak akan mendapatkan simpati dari murid.
Di dalam pendidikan, suasana kekeluargaan adalah sebuah hal yang sangat penting. Di dalam pendidikan, harmonitas hubungan fisik dan emosional merupakan sebuah bentuk penghargaan pada hidup itu sendiri, oleh karena itu, jika ada seorang guru yang harus ikut campur dengan masalah anak-anak didiknya, meski masalah tersebut terkesan kecil.
Sikap demikian bukanlah sebuah penurunan derajat kemuliaan guru. Hal itu justru menunjukkan bahwa dia sang guru sejatinya. Ia berusaha menghadirkan suasana hangat di dalam kelas maupun di uar kelas. Ia berusaha menjadi penengah dari masalah yang menghimpit anak-anak didiknya.
Seorang guru yang bisa menjadi penengah bagi masalah para siswanya adalah seorang guru sejati, yang tidak heran jika para siswa kemudian bersimpatidan menjadikannya guru favorit. Seorang guru yang bisa menjadi penengah adalah guru yang sedang memahat kebaikan di benak dan pikiran anak-anak didiknya.
5. Visioner dan Misioner
Visi dan misi merupakan hal yang sangat penting. Sebab visi dan misi menjadi senjata yang selalu tajam. Visi dan misi ang bagus bisa mengarahkan anak yang terkesan bandel atau nakal, padahal ia sebenarnya merupakan anak yang pintar, cerdas, dan kreatif.
Untuk bisa membimbing dan memaksimalkan potensi anak-anak cerdas dan kreatif, juga memiliki rasa ingin tahu. Visi dan misi seorang guru dalam mengajar memberikan kredit yang sangat besar. Visi seorang yang bagus akan membuatnya memberikan penghargaan yang besar terhadap anak-anak didiknya.
Misi seorang guru bahwa mendidik adalah usaha untuk memanusiakan manusia dan memaksimalkan segenap potensi yang dimiliki anak akan membuatnya bisa memaklumi, setiap proses yang dijalani anak. Guru jenis ini akan menompa semangat anak untuk mengembangkan bakat potensinya.
Seorang guru yang memiliki visi dan misi yang bagus akan menyikapi anak sebagai manusia mulia yang sangat berkembang menjadi pribadi luar biasa di kemudian hari. Selain itu seorang guru, yang bervisi danantang agar anak didik misi bagus senantiasa akan menghadirkan suasana dialogis-menantang agar anak-anak didiknya senantiasa berusaha memaksimalkan potensi dan bakatnya dengan terus menerus mengasah potensi dan bakat tersebut menjadi dahsyat lagi.
6. Rendah Hati
Seorang guru yang berhasil memerankan kerendahan hati dalam kehidupannya akan membuatnya selalu lancer dalam menyikapi perkembangan dan perilaku anak-anak. kerendah hatian yang di praktikan guru memberikan pemahaman dan keteladanan bagi anak-anak didik untuk juga mengamalkan perilaku yang sama.
Seorang guru yang bersikap rendah hati akan sangat mudah memberikan nilai positif kepada anak-anak didiknya. Karena kerendahan hati tersebut mampu membingkai banyak kearifan, yang ini akan menjadikan peserta didik sebagai pelaku utama dalam pendidikan, karena kerendahan hati mengajarkan anak didik senantiasa menghargai proses dan keunikan masing-masing siswa.
Seorang siswa yang dihargai kelebihan dan keunikannya akan bersemangat untuk belajar dan menghasilkan banyak karya dan kreativitas. Sikap ini merupakan titik tolak perubahan seorang anak didik di masa yang akan datang. Konsepsi anak didik bahwa keunikan yang dimiliki memberikan kebahagiaan bagi orang lain membuatnya selalu dalam kondisi jiwa yang tenang.
Kerendahan hati membingkai semua laku dan pahatan pikiran selalu tertata dengan baik. Kerendahan hati mengemas semua kebijaksanaan seseorang guru, dalam ketenangannya dan dalam kebersahajaannnya. Seorang pendidik yang memiliki siakap ini dengan begitu adalah guru yang bisa membimbing anak didik menjadi manusia unggulan. Seorang guru yang rendah hati tidak akan pernah menganggap diri mengetahui semua hal. Seorang guru yang rendah meyakini bahwa anak-anak didiknya memiliki banyak sekali kelebihan, dan ini belum tentu ada didalam dirinya. Seorang guru yang rendah hati, bahkan tidak akan canggung menempatkan anak-anak didiknya sebagai partner untuk mengasah keilmuan dan kebijaksanaan.
Seorang guru yang senantiasa menampilkan kerendahhatian tidak akan dianggap rendah atau direndahkan oleh para murid. Kerendahatian yang ditampilkan sang guru justru membuatnya ditinggikan oleh para siswa. Mereatau kka menjadi hormat kepada sang guru. Tidak hanya iti siswa akan selalu merindukan kegiatan belajar mengajar dengan guru yang bersangkutan.
7. Menyenangi Kegiatan Mengajar
Saat kita menyenangi sesuatu, maka kita begitu menikmati sesuatu itu. Kita tidak akan merasa capek dengan sebuah aktivitas jika aktivitas tersebut sesuai dengan hobi atau an mengajar. Jika kecenderungan kita. Sama halnya dengan kegiatan mengajar, maka ia akan selalu dalam suasana yang sangat menyenangkan. Sehingga proses ketika ia memberikan informasi, motivasi maupun memberikan tawaran nilai dan kemandirian kepada anak-anak didik, berlangsung dengan begitu mengembirakan. Menganggap bahwa mengajar merupakan suatu aktivitas yang sangat menyenangkan memberikan motivasi untuk senantiasa ada dalam kondisi fit. Riang
Perasaan guru yang nyaman dan gembira riang dalam kelas memberikan pengaruh mendasar dan tajam bagi kepribadian anak. Para siswa juga akan merasa senang untuk menerima pelajaran. Maka hasilnya akan berdampak baik pada nilai dan ilmu yang disampaikan juga akan deserap oleh para siswa.
Sebaliknya jika ketika guru datang ke sebuah kelas dengan perasaan yang marah dan hati yang murung karena ada masalah keluarga, kondisi seperti ini bisa membuat guru tidak nyaman dalam mengajar. Sengajar pun menjadhingga proses belajar menjadi tidak nyaman. Hal ini akan mengakibatkan dampak negative pada nilai dan ilmu yang sudah disampaikan tidak akan bermanfaat bagi murid.
Oleh karena itu, rasa memiliki dan menjiwai terhadap dunia kepengajaran memiliki tingkat keterpengaruhan yang luar biasa bagi keberhasilan pendidikan dan pengajaran. Rasa memiliki ini menjadi titik awal, atau bisa pula dikatakan sebagai rasa utama dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Jika asas ini kokoh dan kuat, proses belajar dan mengajar senantiasa akan memendarkan kearifan dan kebijaksanaan. Perasaan senang mengajar akan memberikan garis lurus kesimpulan bahwa hal itu akan membuat anak-anak didik atau para siswa senang pula belajar, atau menerima pelajaran dari guru. Sebuah perilaku yang saling menguntungkan, pada titik ini, menemukan titik aksentuasinya.
8. Memaknai Mengajar sebagai Pelayanan
Memaknai mengajar sebagai sebuah pelayanan memberikan semangat untuk senantiasa memberikan yang terbaik bagi siswa. Para siswa dengan demikian akan memberikan pelajaran dan bimbingan karena pelayanan kepada mereka dengan sebaik-baiknya.
Pelayanan seorang guru terhadap pendidikan dan juga terhadap anak didik membingkai semua siklus pembelajaran yang menarik. Suatu pekerjaan jika dimaknai sebagai pelayanan akan menjadikan pekerjaan tersebut begitu menyenangkan. Rasa capek tidak akan menyurutkan langkah untuk memberikan yang terbaik kepada orang lain. Harus disadari bahwa mengajar dan belajar dan belajar mempunyai fungsi yang berbeda, proses yang tidak sama dan terpisah. Perbedaan mengajar dan mengajar bukan hanya disebabkan karena mengajar dilakukan oleh seorang guru sedangkan belajar berlangsung didalamnya.
Hubungan yang baik dan unik ini akan berlangsung manakala seorang guru bisa memaknai dan menunjamkan dalam diri bahwa mengaja adalah sebuah bentuk pelayanan kepada masyarakat. Hal ini akan membuat seorang guru senantiasa membangun jalinan komunikasi yang baik dengan para siswanya, dengan para orang tua siswa, dan dengan masyarakat secara umum.
Perkembangan murid merupakan tujuan semua institusi pendidikan dan semua guru. Untuk bisa mewujudkan pengoptimalan perkembangan potensi siswa, konsep melayani bisa menjadi salah satu caranya. Dengan konsep melayani, maka semua elemen dan individu yang ada dalam lingkungan instansi dalam kependidikan akan dengan riang hati memberikan yang terbaik kepada para siswa.
9. Bahasa Cinta dan Kasih Sayang
Cinta dan kasih sayang memberikan peran dan pengaruh yang sangat besar bagi keberlangsungan pendidikan, bahkan kehidupan ini. Cinta memiliki kekuatan yang sangat besar untuk memberikan perubahan, sekecil apapun dan sebesar apapun. Cinta selalu menjadi perbincangan selama kehidupan masih berlangsung, ini karena daya yang dimilikinya memang demikian dahsyat dan tak terkira.
Cinta senantiasa akan menjadi inspirasi dalam keberlangsungan pendidikan. Sebabnya tidak lain karena ia membingkai semua hal kebaikan yang ada di dunia ini. Dengan demikian, jika kemudian pendidikan menjadkan cinta sebagai landasannya, maka hal itu sangat lah bagus. Tidak hanya itu cinta kan menjadi usaha tak kenal lelah untuk memberikan kasih saying kepada semua orang, yang dalam hal ini adalah anak didik. Korelasi antara cinta dan kasih sayangini senantiasa akan menampilkan titik konfirmasinyayang selalu ideal.
Apabila seorang guru memiliki cinta di dalam dirinya, maka ia bisa membimbing anak-anak didiknya untuk berubah menjadi manusia dengan kekuatan dahsyat yang senantiasa menyeruak dari dalam dirinya. Seorang guru yang didalam jiwanya menyublim cinta tidak akan pernah membeda-bedakan anak didiknya. Berdasarkan perbedaan agama, warna kulit, suku, bahasa, maupun strata sosial.
Guru yang dapat menagkap tanda-tanda adanya masalah pada murid akan mengenyampingkan dulu semua rencana kegiatan belajar. Dia akan menyelenggarakan didkusi kelas sehingga masing-masing murid bebas untuk mengutarakan perasaan mereka. Di sini diperlukan keterampilan mendengarkan secara aktif. Diskusi kelas tersebut member kesempatan kepada murid untuk mengungkapkan perasaan dan sikap yang mungkin akan bertentangan dengan peraturan atau norma sekolah. Akan tetapi, hal ini akan dapat mengembangkan kemampuan intelektual mereka.
Seorang guru dengan cinta dan kasih sayang mengkristalkan di dalam jiwanya.. tidak akan sulit membuat lingkungan yang baik dan kondsif bagi kelancaran proses belajar mengajar ini, sebab ia dengan mudah bisa mengarahkan kecenderungan anak didik, dari melakukan hal-hal yang tidak baik dan tidak bermanfaat menuju aksi nyata positif dan bermanfaat. Pasalnya, anak didik juga telah nyaman dengan keberadaan sang guru tersebut. Akhirnya lingkungan belajar, bik yang bermakna fisik maupun non fisik, senantiasa akan dalam keadaan kondusif untuk kelangsungan pendidikan dan pembelajaran.
10. Menghargai Proses
Pembahasan tentang proses akan menanamkan halaman paling panjang di banding dengan pembahasan yang lain. Pasalnya, pendidikan ataupun pembelajaran adalah prose situ sendiri. Bisa pula dikatakan bahwa pendidikan dan kegiatan belajar-mengajar adalah nama lain dari sebuah proses.
Proses dan hasil merupakan sebuah jalinan yang tidak akan terpisah, artinya selalu beriringan. Sirkulasi indah tersebut berlaku dalam semua aktivitas yang dijalani, baik oleh manusia, binatang maupun tumbuhan. Tarian-tarian yang ditampilkan semua makhluk tersebut menggambarkan dengan sangat gambling bahwa demikianlah proses dan hasilsedang berada pada titik eksistensinya.
Begitupun dalam proses pembelajaran, maka proses dan hasil ini akan terus menjadi perihal utama pada tiap helai kajiannya. Hasil belajar yang baik bermula dari jalinan proses yang indah mengagumkan. Begitu pentingny proses, sehingga tidak sedikit para pakar pendidikan sangat menganjurkannya. Memang, dalam kurikulum kependidikan, dan juga kehidupan, proses merupakan perihal yang sangat vital.
Dalam bisnis, misalnya proses merupakan bekal trpenting dalam meraih kesuksesan. Keuletan dan kesabaran yang ditunjukkan para pebisnis sukses kiranya juga menjadi “kaca benggala” dalam memandang proses tersebut, karena proses yang berkelindan dalam kesabaran dan keuletan itulah semangat untuk terus memandang hidup dan kehidupan ini dengan optims dan kepala tegak.
Dikutip dari Buku Tips Menjadi Guru Berkarakter karya Lina Nuryani, Ita Ratnasari, & Vera Ernianingtyas, Mahasiswa PBSID FKIP UMS (Belum Diterbitkan)
Begitupun seorang guru memiliki sikap laksana cahaya, yang selalu memberikan cahanya kepada semua orang, maka semua guru, orang tua murid, dan masyarakat akan memberikan simpati kepadanya. Ia pun menjadi vaforit semua orang.
Jika semua guru bisa mempraktekkan sikap sabar, tenang, jujur, berkomitmen, memiliki visi dan misi, bisa menjadi sahabat, penengah, pendengar, serta senantiasa menjadikan cinta dan kasih sayang sebagai baju dan jiwanya, maka proses pembelajaran akan berjalan dengan begitu nikmat, menyenangkan dan mengembirakan. Guru semacam ini pasti akan menjadi favorit para siswanya. Kedatangannya senantiasa ditunggu. Sikapnya senantiasa diperhatikan kemudian diteladani. Apabila dia tidak masuk mengajar, maka semua murid akan bersedih.
Seorang guru menjadi panutan dan teladan masyarakat. Guru tidak hanya diperlukan oleh para murid di ruang-ruang kelas, tetapi juga diperlukan oleh masyarakat lingkungannya dalam menyelesaikan aneka ragam permasalahan. Dengan demikian masyarakat mendudukkan guru pada tempat yang terhormat dalam kehidupan masyarakat, yakni sebagai sumber teladan dan inspirasi di tengah-tengah masyarakat.
Guru adalah pahlawan. Guru adalah pribadi dengan semangat untuk terus berjuang mencerdaskan anak bangsa. Guru adalah pribadi dengan semangat pembebasan yang senantiasa bergelora di dalam dirinya. Tetapi ada juga guru yang belum paham peran fungsi, dan perilaku mereka sebagai pengubah, seorang yang menjadi panutan murid-muridnya.
Beberapa hal berikut ini kiranya bisa dijadikan bahan refleksi untuk para uru agar menjadi guru yang baik dan menjadi guru favorit, guru yang disenangi siswa yang pada akhirnya membawa dampak positif bagi siswa, yaitu membuat kegiatan belajar mengajar berjalan dengan lancar, menarik, dan menyenangkan.
1. Sabar
Sabar mengarahkan kita kejalan yang lurus. Tanpa sabar, kita bagaikan kehilangan arah dalam melakukan sesuatu. Berbekal kesabaran inilah, kita akan mampu membingkai setiap keraguan dan kecemasan menjadi optimis. Sering kali kita mengalami putus asa, malas, cemas, dan ragu-ragu. Pada hal seperti ini, kiita jelas membutuhkan sifat dan karakter diri yang mampu menggugah diri kita agar mampu menjadi manusia berarakter dan sempurna.
Hal ini pula yang harus dimiliki oleh seorang guru. Karena para anak didik itu mempunyai karakter yang berbeda-beda. Tidak semua anak didik adalah pribadi yang rajin, tekun an memperhatikan pelajaran. Tetapi ada pula anak yang justru kerap berbuat yang negative, missal mengganggu temannya, usil dalam proses belajar mengaja, tidak memperhatikan penjelasan guru dan malas belajar.
Menyikapi keaadaan ini, tentu kesabaran menjadi sebuah hal yang sangat penting. Dengan kesabaran akan membingkai semua tutur kata dan jalinan sikap seorang guru agar selalu dalam kebijakan. Seorang guru harus mempunyai sikap bijak salah satunya adalah kesabaran.
2. Bisa Menjadi Sahabat
Seorang guru yang baik adalah dia yang bisa menjadi sahabat bagi murid-muridnya. Kondisi perkembangan kehidupan yang kian pesat dan bebas seperti sekarang membutuhkan pendekatan dan penyikapan yang benar dan tepat. Beralas pada asumsi tersebu, tidak mengherankan jika banyak anak didik yang harus diperhatikan, tidak hanya itu tentu saja dinamika yang demikian tidak jarang membuat seorang siswa rawan disapa masalah, yang jika tidak disikapi dengan benar akan membuat siswa tersebut terjebak pada bingkai kehancuran diri dan masa depannya.
Tatkala seorang anak didik sedang diselimuti masalah, dia membutuhkan seorang yang bisa membuatnya tenang. Kondisi yang begitu kritis akan bisa dinetralisasi dengan kasih sayang dari orang tua. Akan tetapi, intensitas pertemuan dengan orang tua tidak berlangsung setiap saat.
Seorang guru memiliki kewajiban untuk masuk kewilayah atau kondisi anak yang sedang sendirian ini, karena sedang tidak bersama dengan orang tuanya. Seorang guru sangat ditunggu peran aktifnya sebagai seorang sahabat, seorang yang bersedia menemani.
Seorang guru yang mempunyai sikap berempati terhadap apa yang terjadi pada anak-anak didiknya akan memberikan kenyamanan. Dalam proses berlangsungnya pembelajaran membutuhkan pendekatan rasa atau hati. Pendekatan dengan hati ini bisa memberikan efek yang optimal pada proses pembelajaran.
seorang guru yang bisa menjadi sahabat bagi anak-anak didiknya, ditambah dengan kemampuan dalam berperilaku dan ungkapannya yang menggunakan hati, akan membuatnya menjadi guru idaman, guru yang senantiasa diidolakan para muridnya.
3. Konsisten dan Komitmen dalam Bersikap
Seorang guru akan berhasil memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada anak-anak didiknya jika dia konsisten dan komitmen pada tindakan dan perilakunya. Sudah sering dikatakan bahwa murid akan meneladani apa yang ada dan apa yang dikatakan oleh seorang guru. Keteladanan akan menghasilkan hal-hal yang positif jika di iringi dengan konsistensi.
Seorang guru yang konsisten mengarahkan agar anak-anak didiknya senantiasa menjalankan proses, dan dia sendiri juga demikian. Konsistensi adalah alas yang sangat kokoh unuk membangun sebuah peradaban yang lebih baik. Konsistensi dan komitmen dalam diri akan mengkristal menjadi semua pola sikap atau kepribadian yangbisa menghargai setiap kinerja dan karakter dari anak-anak didiknya. Mengajar akan menyenangkan apabila seorang guru paham apa yang sedang dilakukan murid adalah usahanya untuk mengapresiasi kedirian, kemanusiaan dan kehidupan yang juga merupakan elaborasi atas apa yang diberikan oleh sang guru.
Seorang guru yang sejak awal menunjamkan dalam diri bahwa anak didik adalah manusia dengan sangat banyak potensi akan selalu berpegang pada semangat kerja keras untuk terus mengasah dan mebimbing para siswa agar bisa berkembang menjadi lebih baik, dan lebih baik lagi.
4. Bisa menjadi Pendengar dan Penengah
Kemampuan menjadi pendengar sangat diperlukan, bahkan harus dimiliki semua guru. Kekurangan keberhasilan atau bahkan ketidakberhasilan proses pembelajaran tidak sedikit yang disebabkan oleh sikap guru yang tidak bisa menjadi pendengar yang baik bagi anak-anak didiknya. Sepandai apapun sang guru, tetapi tidak memiliki kompetensi menjadi seorang pendengar yang baik, ia tidak akan disenangi siswa. Misalnya, karena merasa bisa segala hal, seorang guru lantas asyik dengan keterangannya di depan kelas dan acuh terhadap murid, termasuk yang sedang mengajukan pertanyaan, maka guru seperti itu tidak akan mendapatkan simpati dari murid.
Di dalam pendidikan, suasana kekeluargaan adalah sebuah hal yang sangat penting. Di dalam pendidikan, harmonitas hubungan fisik dan emosional merupakan sebuah bentuk penghargaan pada hidup itu sendiri, oleh karena itu, jika ada seorang guru yang harus ikut campur dengan masalah anak-anak didiknya, meski masalah tersebut terkesan kecil.
Sikap demikian bukanlah sebuah penurunan derajat kemuliaan guru. Hal itu justru menunjukkan bahwa dia sang guru sejatinya. Ia berusaha menghadirkan suasana hangat di dalam kelas maupun di uar kelas. Ia berusaha menjadi penengah dari masalah yang menghimpit anak-anak didiknya.
Seorang guru yang bisa menjadi penengah bagi masalah para siswanya adalah seorang guru sejati, yang tidak heran jika para siswa kemudian bersimpatidan menjadikannya guru favorit. Seorang guru yang bisa menjadi penengah adalah guru yang sedang memahat kebaikan di benak dan pikiran anak-anak didiknya.
5. Visioner dan Misioner
Visi dan misi merupakan hal yang sangat penting. Sebab visi dan misi menjadi senjata yang selalu tajam. Visi dan misi ang bagus bisa mengarahkan anak yang terkesan bandel atau nakal, padahal ia sebenarnya merupakan anak yang pintar, cerdas, dan kreatif.
Untuk bisa membimbing dan memaksimalkan potensi anak-anak cerdas dan kreatif, juga memiliki rasa ingin tahu. Visi dan misi seorang guru dalam mengajar memberikan kredit yang sangat besar. Visi seorang yang bagus akan membuatnya memberikan penghargaan yang besar terhadap anak-anak didiknya.
Misi seorang guru bahwa mendidik adalah usaha untuk memanusiakan manusia dan memaksimalkan segenap potensi yang dimiliki anak akan membuatnya bisa memaklumi, setiap proses yang dijalani anak. Guru jenis ini akan menompa semangat anak untuk mengembangkan bakat potensinya.
Seorang guru yang memiliki visi dan misi yang bagus akan menyikapi anak sebagai manusia mulia yang sangat berkembang menjadi pribadi luar biasa di kemudian hari. Selain itu seorang guru, yang bervisi danantang agar anak didik misi bagus senantiasa akan menghadirkan suasana dialogis-menantang agar anak-anak didiknya senantiasa berusaha memaksimalkan potensi dan bakatnya dengan terus menerus mengasah potensi dan bakat tersebut menjadi dahsyat lagi.
6. Rendah Hati
Seorang guru yang berhasil memerankan kerendahan hati dalam kehidupannya akan membuatnya selalu lancer dalam menyikapi perkembangan dan perilaku anak-anak. kerendah hatian yang di praktikan guru memberikan pemahaman dan keteladanan bagi anak-anak didik untuk juga mengamalkan perilaku yang sama.
Seorang guru yang bersikap rendah hati akan sangat mudah memberikan nilai positif kepada anak-anak didiknya. Karena kerendahan hati tersebut mampu membingkai banyak kearifan, yang ini akan menjadikan peserta didik sebagai pelaku utama dalam pendidikan, karena kerendahan hati mengajarkan anak didik senantiasa menghargai proses dan keunikan masing-masing siswa.
Seorang siswa yang dihargai kelebihan dan keunikannya akan bersemangat untuk belajar dan menghasilkan banyak karya dan kreativitas. Sikap ini merupakan titik tolak perubahan seorang anak didik di masa yang akan datang. Konsepsi anak didik bahwa keunikan yang dimiliki memberikan kebahagiaan bagi orang lain membuatnya selalu dalam kondisi jiwa yang tenang.
Kerendahan hati membingkai semua laku dan pahatan pikiran selalu tertata dengan baik. Kerendahan hati mengemas semua kebijaksanaan seseorang guru, dalam ketenangannya dan dalam kebersahajaannnya. Seorang pendidik yang memiliki siakap ini dengan begitu adalah guru yang bisa membimbing anak didik menjadi manusia unggulan. Seorang guru yang rendah hati tidak akan pernah menganggap diri mengetahui semua hal. Seorang guru yang rendah meyakini bahwa anak-anak didiknya memiliki banyak sekali kelebihan, dan ini belum tentu ada didalam dirinya. Seorang guru yang rendah hati, bahkan tidak akan canggung menempatkan anak-anak didiknya sebagai partner untuk mengasah keilmuan dan kebijaksanaan.
Seorang guru yang senantiasa menampilkan kerendahhatian tidak akan dianggap rendah atau direndahkan oleh para murid. Kerendahatian yang ditampilkan sang guru justru membuatnya ditinggikan oleh para siswa. Mereatau kka menjadi hormat kepada sang guru. Tidak hanya iti siswa akan selalu merindukan kegiatan belajar mengajar dengan guru yang bersangkutan.
7. Menyenangi Kegiatan Mengajar
Saat kita menyenangi sesuatu, maka kita begitu menikmati sesuatu itu. Kita tidak akan merasa capek dengan sebuah aktivitas jika aktivitas tersebut sesuai dengan hobi atau an mengajar. Jika kecenderungan kita. Sama halnya dengan kegiatan mengajar, maka ia akan selalu dalam suasana yang sangat menyenangkan. Sehingga proses ketika ia memberikan informasi, motivasi maupun memberikan tawaran nilai dan kemandirian kepada anak-anak didik, berlangsung dengan begitu mengembirakan. Menganggap bahwa mengajar merupakan suatu aktivitas yang sangat menyenangkan memberikan motivasi untuk senantiasa ada dalam kondisi fit. Riang
Perasaan guru yang nyaman dan gembira riang dalam kelas memberikan pengaruh mendasar dan tajam bagi kepribadian anak. Para siswa juga akan merasa senang untuk menerima pelajaran. Maka hasilnya akan berdampak baik pada nilai dan ilmu yang disampaikan juga akan deserap oleh para siswa.
Sebaliknya jika ketika guru datang ke sebuah kelas dengan perasaan yang marah dan hati yang murung karena ada masalah keluarga, kondisi seperti ini bisa membuat guru tidak nyaman dalam mengajar. Sengajar pun menjadhingga proses belajar menjadi tidak nyaman. Hal ini akan mengakibatkan dampak negative pada nilai dan ilmu yang sudah disampaikan tidak akan bermanfaat bagi murid.
Oleh karena itu, rasa memiliki dan menjiwai terhadap dunia kepengajaran memiliki tingkat keterpengaruhan yang luar biasa bagi keberhasilan pendidikan dan pengajaran. Rasa memiliki ini menjadi titik awal, atau bisa pula dikatakan sebagai rasa utama dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Jika asas ini kokoh dan kuat, proses belajar dan mengajar senantiasa akan memendarkan kearifan dan kebijaksanaan. Perasaan senang mengajar akan memberikan garis lurus kesimpulan bahwa hal itu akan membuat anak-anak didik atau para siswa senang pula belajar, atau menerima pelajaran dari guru. Sebuah perilaku yang saling menguntungkan, pada titik ini, menemukan titik aksentuasinya.
8. Memaknai Mengajar sebagai Pelayanan
Memaknai mengajar sebagai sebuah pelayanan memberikan semangat untuk senantiasa memberikan yang terbaik bagi siswa. Para siswa dengan demikian akan memberikan pelajaran dan bimbingan karena pelayanan kepada mereka dengan sebaik-baiknya.
Pelayanan seorang guru terhadap pendidikan dan juga terhadap anak didik membingkai semua siklus pembelajaran yang menarik. Suatu pekerjaan jika dimaknai sebagai pelayanan akan menjadikan pekerjaan tersebut begitu menyenangkan. Rasa capek tidak akan menyurutkan langkah untuk memberikan yang terbaik kepada orang lain. Harus disadari bahwa mengajar dan belajar dan belajar mempunyai fungsi yang berbeda, proses yang tidak sama dan terpisah. Perbedaan mengajar dan mengajar bukan hanya disebabkan karena mengajar dilakukan oleh seorang guru sedangkan belajar berlangsung didalamnya.
Hubungan yang baik dan unik ini akan berlangsung manakala seorang guru bisa memaknai dan menunjamkan dalam diri bahwa mengaja adalah sebuah bentuk pelayanan kepada masyarakat. Hal ini akan membuat seorang guru senantiasa membangun jalinan komunikasi yang baik dengan para siswanya, dengan para orang tua siswa, dan dengan masyarakat secara umum.
Perkembangan murid merupakan tujuan semua institusi pendidikan dan semua guru. Untuk bisa mewujudkan pengoptimalan perkembangan potensi siswa, konsep melayani bisa menjadi salah satu caranya. Dengan konsep melayani, maka semua elemen dan individu yang ada dalam lingkungan instansi dalam kependidikan akan dengan riang hati memberikan yang terbaik kepada para siswa.
9. Bahasa Cinta dan Kasih Sayang
Cinta dan kasih sayang memberikan peran dan pengaruh yang sangat besar bagi keberlangsungan pendidikan, bahkan kehidupan ini. Cinta memiliki kekuatan yang sangat besar untuk memberikan perubahan, sekecil apapun dan sebesar apapun. Cinta selalu menjadi perbincangan selama kehidupan masih berlangsung, ini karena daya yang dimilikinya memang demikian dahsyat dan tak terkira.
Cinta senantiasa akan menjadi inspirasi dalam keberlangsungan pendidikan. Sebabnya tidak lain karena ia membingkai semua hal kebaikan yang ada di dunia ini. Dengan demikian, jika kemudian pendidikan menjadkan cinta sebagai landasannya, maka hal itu sangat lah bagus. Tidak hanya itu cinta kan menjadi usaha tak kenal lelah untuk memberikan kasih saying kepada semua orang, yang dalam hal ini adalah anak didik. Korelasi antara cinta dan kasih sayangini senantiasa akan menampilkan titik konfirmasinyayang selalu ideal.
Apabila seorang guru memiliki cinta di dalam dirinya, maka ia bisa membimbing anak-anak didiknya untuk berubah menjadi manusia dengan kekuatan dahsyat yang senantiasa menyeruak dari dalam dirinya. Seorang guru yang didalam jiwanya menyublim cinta tidak akan pernah membeda-bedakan anak didiknya. Berdasarkan perbedaan agama, warna kulit, suku, bahasa, maupun strata sosial.
Guru yang dapat menagkap tanda-tanda adanya masalah pada murid akan mengenyampingkan dulu semua rencana kegiatan belajar. Dia akan menyelenggarakan didkusi kelas sehingga masing-masing murid bebas untuk mengutarakan perasaan mereka. Di sini diperlukan keterampilan mendengarkan secara aktif. Diskusi kelas tersebut member kesempatan kepada murid untuk mengungkapkan perasaan dan sikap yang mungkin akan bertentangan dengan peraturan atau norma sekolah. Akan tetapi, hal ini akan dapat mengembangkan kemampuan intelektual mereka.
Seorang guru dengan cinta dan kasih sayang mengkristalkan di dalam jiwanya.. tidak akan sulit membuat lingkungan yang baik dan kondsif bagi kelancaran proses belajar mengajar ini, sebab ia dengan mudah bisa mengarahkan kecenderungan anak didik, dari melakukan hal-hal yang tidak baik dan tidak bermanfaat menuju aksi nyata positif dan bermanfaat. Pasalnya, anak didik juga telah nyaman dengan keberadaan sang guru tersebut. Akhirnya lingkungan belajar, bik yang bermakna fisik maupun non fisik, senantiasa akan dalam keadaan kondusif untuk kelangsungan pendidikan dan pembelajaran.
10. Menghargai Proses
Pembahasan tentang proses akan menanamkan halaman paling panjang di banding dengan pembahasan yang lain. Pasalnya, pendidikan ataupun pembelajaran adalah prose situ sendiri. Bisa pula dikatakan bahwa pendidikan dan kegiatan belajar-mengajar adalah nama lain dari sebuah proses.
Proses dan hasil merupakan sebuah jalinan yang tidak akan terpisah, artinya selalu beriringan. Sirkulasi indah tersebut berlaku dalam semua aktivitas yang dijalani, baik oleh manusia, binatang maupun tumbuhan. Tarian-tarian yang ditampilkan semua makhluk tersebut menggambarkan dengan sangat gambling bahwa demikianlah proses dan hasilsedang berada pada titik eksistensinya.
Begitupun dalam proses pembelajaran, maka proses dan hasil ini akan terus menjadi perihal utama pada tiap helai kajiannya. Hasil belajar yang baik bermula dari jalinan proses yang indah mengagumkan. Begitu pentingny proses, sehingga tidak sedikit para pakar pendidikan sangat menganjurkannya. Memang, dalam kurikulum kependidikan, dan juga kehidupan, proses merupakan perihal yang sangat vital.
Dalam bisnis, misalnya proses merupakan bekal trpenting dalam meraih kesuksesan. Keuletan dan kesabaran yang ditunjukkan para pebisnis sukses kiranya juga menjadi “kaca benggala” dalam memandang proses tersebut, karena proses yang berkelindan dalam kesabaran dan keuletan itulah semangat untuk terus memandang hidup dan kehidupan ini dengan optims dan kepala tegak.
Dikutip dari Buku Tips Menjadi Guru Berkarakter karya Lina Nuryani, Ita Ratnasari, & Vera Ernianingtyas, Mahasiswa PBSID FKIP UMS (Belum Diterbitkan)
No comments:
Write comments