Pages

April 21, 2011

Inovasi Pendidikan (15)

BAB XV
MIKRO TEACHING


Pengertian Mikro Teaching
Mikro berarti kecil, terbatas, sempit. Teaching berarti mendidik atau mengajar. Mikro Teaching berarti suatu kegiatan mengajar dimana segalanya diperkecil atau disederhanakan. Apa yang disederhanakan, yaitu:
• Jumlah siswa 5 – 6 orang.
• Waktu mengajar 5 – 10 menit.
• Bahan pelajaran hanya mencakup satu atau dua hal yang sederhana.
• Ketrampilan mengajar difokuskan beberapa ketrampilan khusus saja.
Unsur mikro merupakan ciri utamanya dan berusaha untuk meyederhanakan secara sistimatis keseluruhan proses mengajar yang ada. Dengan memperkecil murid, menyingkat waktu, mempersempit sarana-sarana serta membatasi keterampilan, perhatian dapat sepenuhnya diarahkan pada pembinaan penyempurnaan keterampilan khusus yang sedang dipelajari.

Perbedaan Mikro Teaching dan Teaching adalah sebagai berikut (http://weblog-pendidikan.blogspot.com):

Mikro Teaching
1. Dilaksanakan dalam kelas laboratorium
2. Sekadar real teaching
3. Siswa 5 s/d 10 orang
4. Waktu sekitar 10 menit Waktu sekitar 45 menit
5. Bahan terbatas Bahan luas
6. Keterampilan yang dilatihkan meliputi semua teaching skill dalam porsi yang terbatas dan terpisah-pisah Ketrampilan yang didemonstrasikan semua teaching skill dan terintegrasi
7. Dibutuhkan alat-alat laboratorium agar diperoleh feedback yang obyektif Tidak dilengkapi dengan alat-alat laboratorium

Teaching
1. Dilaksanakan dalam real class room
2. Merupakan real class room teaching
3. Siswa 30 s/d 40 orang
4. Waktu sekitar 45 menit
5. Bahan luas
6. Ketrampilan yang didemonstrasikan semua teaching skill dan terintegrasi
7. Tidak dilengkapi dengan alat-alat laboratorium

Urgensi Mikro Teaching
Mikro Teaching dapat digunakan dalam:
1. Pendidikan pre service, yaitu bagi calon guru:
• Sebagai persiapan calon guru sebelum benar-benar mengajar di depan kelas.
• Sebagai usaha perbaikan penampilan calon guru.
2. Pendidikan in service, yaitu bagi guru atau penilik.
• Untuk meningkatkan kemampuan guru mengajar rutin, supaya menemukan dan mengetahui kelemahan-kelemahannya sendiri dan berusaha memperbaikinya.
• Untuk meningaktkan kemampuan supervisor supaya ia tahu apakah bimbingan, nasihat, dan saran-sarannya benar-benar efektif dalam membantu peningkatan guru-gurunya.
• Untuk percobaan melaksanakan metode baru, sebelum metode itu dilaksanakan dalam pembelajaran yang sebenarnya.

Tujuan Operasional Mikro Teaching
1. Mengembangkan kemampuan mawas diri dan menilai orang lain.
2. Memungkinkan adanya perbaikan dalam waktu singkat.
3. Menanamkan rasa percaya pada diri dan bersifat terbuka dengan kritik orang lain.
4. Mengembangkan sikap kritis pendidik.
5. Menanamkan kesadaran akan nilai keterampilan mngajar dan komponen-komponennya.
6. Mengenal kelemahan-kelemahan dan keliruan-keliruan dalam penampilan keterampilan mengajar dan mengetahui penampilan yang baik.
7. Dengan menggunakan video tape recorder maka:
• Memberi kesempatan guru untuk melihat dan mendengar dirinya sendiri.
• Memberi kesempatan untuk mengikuti kembali kritik dan diskusi cara mengajar berulangkali.
8. Memungkinkan untuk membuat model cara mengjar.
9. Memungkinkan banyak orang yang dapat mengikuti proses belajar dan tidak tentu waktunya.
10. Merupakan medan untuk mencobakan sistem atau metode baru untuk diteliti sebelum dikembangkan.
11. Memberi kesempatan pendekatan analistis mengenai ketrampilan dan strategi mengajar.

Materi Kegiatan/Program Kegiatan
Yang dimaksud materi disini adalah keterampilan yang akan dilatih melalui penampilan dalam mikro teaching. Ada sepuluh ketrampilan khusus yang dapat dilatih dalam micro teaching yang kesemuanya itu merupakan dalam sebuah proses belajar mengajar. Keterampilan khusus itu meliputi (Kisno: 2010, dalam http://retorikahidupseorangkisnounila.blogspot.com) :
1. Keterampilan membuka pelajaran
• Memperhatikan sikap dan tempat duduk siswa.
• Memulai pelajaran setelah nampak siswa siap belajar.
• Cara mengenalkan pelajaran cukup menarik.
• Mengenalkan pokok pelajaran dengan menghubungkan pengetahuan yang sudah diketahui oleh siswa.
2. Keterampilan memberi motivasi
• Mengucapkan “baik, bagus, ya”, bila siswa menjawab atau mengajukan pertanyaan.
• Memuji dan memberi dorongan dengan senyum atau anggukan atas partisipasi siswa.
• Memberi tuntunan pada siswa agar dapat memberi jawaban yang benar.
• Memberi pengarahan sederhana dan pancingan, agar siswa memberi jawaban yang benar.
3. Keterampilan bertanya
• Pertanyaan guru sebagian besar telah cukup jelas.
• Pertanyaan guru sebagian besar jelas kaitannya dengan masalah.
• Pertanyaan ditunjukan keseluruhan kelas lebih dahulu, baru menunjuk.
• Pertanyaan didistribusikan secara merata di antara para siswa.
• Teknik menunjuk yang memungkinkan seluruh siswa siap.
4. Keterampilan menerangkan
• Keterangan guru berfokus pada inti pelajaran.
• Keterangan guru menarik perhatian siswa.
• Keterangan guru mudah ditangkap oleh siswa.
• Penggunaan contoh, ilustrasi, dan semacamnya menarik perharian siswa.
• Guru memperhatikan dengan sungguh-sungguh respon siswa yang berupa pertanyaan, reaksi, usul, dan semacamnya.
5. Keterampilan mendayagunakan media
• Pemilihan media sesuai dengan PBM yang diprogramkan.
• Teknik mengkomunikasikan media tepat.
• Guru trampil menggunakan media.
6. Keterampilan menggunakan metode yang tepat
• Ada kecocokan antara metode yang dipilih dengan tujuan pengajaran.
• Ada kecocokan antara metode yang dipilih dengan materi pelajaran dan situasi kelas.
• Dalam menggunakan metode telah memenuhi sistematika metode tersebut.
• Alat yang dapat menunjang kelancaran penggunaan metode tersebut telah disiapkan.
• Menguasai dalam penggunaan metode tersebut.
7. Keterampilan mengadakan interaksi
• Ada keseimbangan antara jumlah kegiatan guru (aksi) dengan kegiatan siswa (reaksi) selama proses belajar mengajar.
• Ada pengaruh langsung yang berupa: informasi, pengarahan, dan membenarkan atau menyalahkan.
• Nampak ada partisipasi dari siswa yang berupa: mendengarkan, mengamati, menjawab, bertanya, dan mencoba.
8. Keterampilan penampilan verbal non verbal
• Gerakan guru wajar.
• Gerakan guru bebas.
• Isyarat guru menggunakan tangan, badan, dan wajah cukup bervariasi.
• Suara guru cukup bervariasi.
• Ada pemusatan perhatian dari pihak siswa.
• Pengertian indera melihat dan mendengar berjalan dengan wajar.
9. Keterampilan penjajagan/assessment
• Menaruh perhatian kepada siswa yang mengalami kesulitan.
• Adanya kesepakatan guru terhadap tanda siswa yang mengalami salah pengertian.
• Melakukan penjajagan kepada siswa tentang pelajaran yang telah diterimanya.
• Mencari apa yang menjadi sumber terjadinya kesulitan.
• Melakukan kegiatan untuk mengatasi kesulitan siswa.
10. Keterampilan menutup pelajaran
• Dapat menyimpulkan pelajaran dengan tepat.
• Dapat menggunakan kata-kata yang dapat membesarkan hati siswa.
• Dapat menimbulkan perasaan mampu (sense of achievment) dari pelajaran yang diproleh.
• Dapat mendorong siswa tertarik pada pelajaran yang telah diterima.

Persiapan Penyelenggaraan
Dalam mempersiapkan penyelenggaraan micro teaching kita harus menetapkan.
1. Waktu diadakan mikro teaching.
2. Tempat diadakan mikro teaching.
3. Personalia dalam mikro teaching (calon yang praktek, peserta didik/siswa, orang yang akan mengadakan observasi dan penilaian, ahli teknik alat rekaman)
4. Pola mikro teaching yang akan digunakan dan dikembangkan.
5. Rencana kegiatan dan prosedur kegiatan mikro teaching
6. Sarana dan prasarana.
7. Follow up. Follow up ditentukan kapan mengajar dikelas yang sebenarnya atau melaksanakan tugas profesional guru.

No comments:
Write comments